Rasulullah adalah pengemban tugas dari Allah untuk memberi petunjuk kepada umat manusia agar selalu beriman kepada-Nya. Tidak heran jika berbagai rintangan harus dihadapi Rasulullah untuk menyampaikan tugas dari Allah tersebut. Sebut saja ketika Nabi SAW mendapat siksaan dari kaum jahiliah, mendapat percobaan pembunuhan, hingga hal-hal aneh yang terkadang tidak mampu ditangkap akal sehat kecuali dengan keimanan. Di antara hal unik yang dialami Nabi SAW adalah ketika menghadapi tingkah laku orang yang belum tahu ajaran agama Islam. baca juga Kemenag Optimis Pembangunan Masjid MBZ Rampung Tepat Waktu Susun Standarisasi Honorarium Kemasjidan, Kemenag Ingin Pengurus Masjid Sejahtera Suasana Sholat Idul Adha di Berbagai Daerah di Indonesia Diceritakan, suatu hari Rasulullah SAW bersama sahabatnya tengah duduk di sebuah masjid. Tiba-tiba, mereka dikejutkan dengan datangnya orang badui yang seolah tanpa malu kencing di pojokan masjid tersebut. Artinya Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, "Suatu hari ada seorang dari suku Badui kencing di dalam masjid, para sahabat pun seketika naik pitam dan akan menghentikannya mengusirnya. Lalu Rasulullah SAW pun bersabda, 'Biarkanlah ia dan siramkanlah di atas air kencingnya satu timba air atau seember air, karena sungguh kalian diutus untuk memberi kemudahan dan tidak diutus untuk kesulitan'" HR. Bukhari. Berdasarkan kisah tersebut terdapat beberapa hikmah yang bisa dipetik. 1. Nabi SAW tidak tergesa-gesa untuk memarahi dan mengusir orang tersebut. Tetapi justru memilih untuk mencari solusi daripada menambah persoalan. Rasulullah SAW sengaja membiarkan orang Badui itu menyelesaikan kencingnya agar berpusat pada satu titik saja sehingga najis tidak menyebar ke mana-mana. Begitu pula Nabi SAW mempertimbangkan kesehatan orang Badui itu apabila dia diminta untuk menahan kencingnya. 2. Dari kisah tersebut juga menjadi bukti bahwa Rasulullah saw begitu toleran dan santun dalam menghadapi umat yang belum tahu. Dengan sikap yang tidak memarahi orang Badui itu, serta melarang para sahabat memarahinya, maka menunjukkan bahwa dakwah Nabi SAW penuh dengan kasih sayang. 3. Hikmah selanjutnya adalah mengenai cara menyucikan najis. Dalam keadaan seperti itu, Nabi menyuruh membersihkan najis cukup dengan menyiramkan air. Hal ini dilakukan karena pada zaman dahulu lantai masjid masih berupa tanah. 4. Kisah tersebut juga mengajarkan pada umatnya agar dalam setiap kejadian supaya tidak mempersulit diri tetapi mencari solusi yang bijak. Begitulah akhlak teladan Nabi saw yang wajib kita contoh ketika menghadapi persoalan yang bisa diselesaikan dengan bijak. Wallau a'lam.[]
AbuManshur Al Sabbagh dalam karyanya Al-Syamil mengutip hadits terkenal yang diriwayatkan Al-Utbi mengenai kisah seorang arab badui sebagai berikut: "Suatu saat, aku pernah duduk di samping makam Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian datanglah seorang a'rabi (Arab badui) dan berkata, 'Salam sejahtera atasmu, wahai
Suku Badui Arab mendapat pencerahan-pencerahan nilai Islam. Ilustrasi Padang Pasir JAKARTA— Badui merupakan salah satu suku pengembara di bangsa Arab dengan karakter yang terkenal keras dan suka menyerang. Namun, setelah datangnya agama Islam, mereka berubah menjadi bala tentara yang gagah berani dan jarang ada tandingannya. "Terutama jika di dalam bala tentara itu terdapat orang yang paling pintar ahli seni dan lain-lain," tulis Prof Hamka dalam bukunya "Sejarah Umat Islam Prakenabian Hingga Islam di Nusantara" Setelah Islam datang orang Badui berubah menjadi lebih maju. Orang Badui yang telah masuk menjadi tentara kemah watak beraninya yang semula tidak hilang kemananya berubah bentuk. "Tabiat yang suka menyerang dan merampas berganti menjadi berani menempuh maut untuk mencari mati syahid," katanya. Tabiat mereka yang tadinya sudi menolong orang yang lemah berganti menjadi gagah berani dan tangkas. Ahli riwayat yang menyebutkan bahwa orang Badui sangat menjaga keturunan mereka agar jangan tercampur darah mereka dengan orang lain. Hal ini sudah mereka jaga sejak zaman Nabi Musa meskipun ada juga bangsa lain datang sama seperti bangsa Mesir dan Suriah. Mereka hidup dalam kabilah-kabilah di bawah pimpinan kepala kabilah mereka. Tabiat mereka yang masyhur ialah menyerang sangat menghormati tamu, bebas liar, kejam, sangat menghargai kemuliaan diri dan sabar menanggung siksaan. Karena tabiat mereka yang kejam ke mereka sangat pendendam pada musuh yang berani melawan saat kekayaan mereka hendak dirampas. Tak sedikit sekali dari mereka menaruh hormat pada perempuan. Sebagian dari adat perempuan Badui, adalah berjalan mengiringi kaum laki-laki ke medan perang untuk menumbuhkan keberanian pada hati kaum laki-laki.Pelajaranyang dapat kita petik dari kisah Imam Husain asy-Syahid di atas adalah: Jika kalian menghendaki sesuatu dari Allah Swt, salah satu jalan untuk meminta kepada-Nya adalah dengan bertawassul kepada para Imam As lantaran mereka adalah orang-orang yang lebih dekat kepada Allah Swt ketimbang kita.
Zaidmenjadi sahabat serta pelayan yang setia Nabi Muhammad. Ia menikah dengan Ummi Ayman dan memiliki putra yang bernama Usamah bin Zaid bin Haritsah. Ia mengikuti hijrah ke Madinah serta mengikuti setiap pertempuran dalam membela Islam. Dalam Pertempuran Mu'tah, ia diangkat sebagai panglima perang dan dalam pertempuran inilah, ia mati syahid.Sudah 15 abad Rasulullah Al Musthafa Muhammad shallallahu alaihi wa sallam SAW berpulang ke rahmat Allah, namun ajaran dan kemuliaan akhlaknya terus bersinar dan dikenang. Ketika wafat pada tahun 11 Hijriah atau 633 Masehi itu usia 63 tahun, umat Islam sangat terpukul seakan-akan dunia kehilangan pemimpinnya. Namun, Allah berkehendak, agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW justru semakin berkembang hingga ke penjuru Beliau, Allah menjadikan Alquran dan Alhadits sunnah Nabi sebagai pedoman dan pegangan bagi umat Nabi Muhammad SAW . Betapa beruntungnya mereka yang hidup berdampingan dan ikut berjuang membantu Rasulullah SAW. Para ahlul bait dan sahabat adalah orang-orang pilihan yang membantu dan menyebarluaskan risalah Nabi tersebut. Baca Juga Biografi Nabi Muhammad, Manusia Teragung Sepanjang MasaBagi kita yang belum pernah bertemu sosok mulia Rasulullah SAW, tentu menyimpan kecintaan dan kerinduan yang mendalam. Sosok Beliau yang agung dan berakhlak mulia benar-benar tak pernah habis untuk diperbincangkan. Kecintaan umat kepada Rasulullah sering ditunjukkan sejak masa sahabat dahulu hingga para ulama masa kini. Mereka tak sanggup menceritakan kemuliaan Nabi Muhammad SAW atau melukiskannya dengan kata-kata. Hanya air matalah yang mampu menjawab pertanyaan tentang kemuliaan Nabi Muhammad SAW. Ada satu kisah seorang Arab Badui yang ingin mengetahui seperti apa akhlak Rasulullah SAW. Seperti dikutip dari akun PenaTarimStore yang bersumber dari 'Buku-Buku Islam' menceritakan, beberapa waktu setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, para sahabat masih dalam keadaan sangat berduka. Baca Juga Khutbah Terakhir Rasulullah Sebelum WafatSeorang Arab badui menemui Sayyidina Umar bin Khattab RA dan berkata, “Ceritakan padaku tentang akhlak Muhammad!” Sayyidina Umar menangis mendengar permintaan itu. Ia tak sanggup berkata apa-apa. Ia menyuruh Arab badui ini menemui Bilal RA. Setelah ditemui dan diajukan permintaan yang sama, Bilal pun menangis dan tak sanggup menceritakan apa pun. Bilal hanya dapat menyuruh orang tadi menjumpai Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA. Si Badui ini merasa Sayyidina Umar dan Bilal sahabat-sahabat senior dan setia Nabi? Mengapa mereka tak sanggup menceritakan akhlak Muhammad? Dengan berharap-harap cemas, Badui ini kemudian menemui Sayyidina linangan air mata Sayyidina Ali berkata, “Ceritakan padaku keindahan dunia ini! Badui ini menjawab, “Bagaimana mungkin aku dapat menceritakan segala keindahan dunia ini….” Baca Juga Kisah Mengharukan, Detik-detik Wafatnya Rasulullah SAWAli kemudian berkata, “Engkau tak sanggup menceritakan keindahan dunia padahal Allah telah berfirman bahwa sungguh dunia ini kecil dan hanyalah senda gurau belaka, lalu bagaimana aku dapat melukiskan akhlak Muhammad SAW, sedangkan Allah telah berfirman bahwa sungguh 'Muhammad Memiliki Budi Pekerti Yang Agung.”.Demikian kisah Badui yang penuh hikmah ini dan kita bisa memetik pelajaran bahwa keindahan akhlak Rasulullah SAW tak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Semoga Allah senantiasa melimpahkan shalawat dan keberkahan kepada Beliau dan keluarga sahabat serta pengikutnya. Aamiin.rhs Danyang perlu digarisbawahi adalah cinta yang dapat membawa ke dalam surga adalah cinta yang lahir karena Allah Ta'ala. Adapun cinta yang di dalamnya terdapat pelanggaran dengan norma-norma agama maka cinta itu akan berakhir di dalam neraka. Pada artikel kali ini, kami akan membagikan beberapa hadits rasulullah yang berkaitan dengan cinta.
INI adalah Kisah Nabi dan orang badui. Suatu ketika Rasulullah SAW tengah melakukan Thawaf untuk mengelilingi Ka’bah. Ketika itu, beliau melihat ada seorang lelaki yang juga melaksanakan hal serupa sembari berdzikir. Zikir tersebut berbunyi “Ya Karim! Ya Karim” Demikianlah lelaki yang berada di depan Rasulullah itu mengucapkan zikirnya. Mendengar zikir tersebut, Rasulullah kemudian mengucapkann lafadz Ya Karim! Ya Karim!’ dan terus mengikuti si pria yang ada di depannya tadi. Merasa ada yang yang membuntutinya dari belakang, si pria tadi pun merasa heran. Akhirnya ia menepi ke sudut Ka’bah dan melanjutkan zikirnya. Namun meskipun demikian, ternyata Rasulullah tidak berhenti menirukan lafadz yang diucapkan oleh pria tersebut. Pria itu merasa bahwa dirinya tengah diperolok-olok orang yang tidak dikenalnya tersebut. BACA JUGA Mengapa Nabi Musa sering Disebut dalam Alquran? Ketika menengok ke belakang, didapatinyalah sosok pria tampan dan rupawan yang belum pernah dijumpainya. Kemudian dirinya berkata, “Wahai orang tampan, apakah engkau ini sengaja memperolok-olokku karena aku ini orang Arab Badui. Kalaulah bukan karena ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku adukan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah SAW.” Foto Pixabay Mendengar hal tersebut, Rasulullah SAW tersenyum lantas bertanya, “Tidaklah engkau mengenaliku wahai orang Arab?” Si lelaki Arab menjawab, “Belum.” Kemudian Rasulullah bertanya kembali, “Jadi bagaimana kau bisa beriman kepadanya?” “Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya,” ujar si Arab Badui tadi. Setelah mendengar pernyataan tersebut, Rasulullah SAW berkata “Wahai orang Arab, akulah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat.” Mendengar ucapan tersebut, si orang Arab merasa terkejut sekaligus tidak percaya dengan apa yang ia dengar dan saksikan, hingga membuatnya bertanya sekali lagi. “Tuan ini Muhammad?” Setelah mendapat kepastian bahwa pria nan tampan yang berada di hadapannya itu adalah Nabi Muhammad, maka menunduklah si pria tadi sekaligus mencium kedua kaki Rasulullah. Seketika Rasulullah menarik dan membangunkan pria Arab tadi seraya berkata, “Wahai orang Arab, janganlah engkau perlakukan aku seperti itu, perbuatan semacam itu biasanya dilakukan oleh seorang hamba sahaya kepada tuannya. Ketauhilah kalau aku diutus Allah bukan untuk menjadi seorang yang takabur dan minta dihormati melainkan untuk membawa berita gembira.” Pada saat itu, Malaikat Jibril turun ke bumi dan menemui Rasululllah SAW seraya memberitahu berita, “Ya Muhammad! Tuhan mengucapkan salam kepadamu dan berkata, Katakanlah kepada orang Arab itu supaya dia tidak terpesona dengan belas kasihan Allah. Ketauhilah bahwa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya baik yang kecil maupun yang besar.” Foto Pinterest Setelah mengatakan hal tersebut, Jibril pun pergi lagi ke langit. Orang arab itu kemudian berkata. “Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!” Rasulullah SAW terkejut mendengar perkataan orang Arab tadi, dirinya merasa heran. Keheranan tersebut muncul karena sekilas si orang Arab tersebut seperti menantang Tuhan. Kemudian beliau pun memastikan. “Apakah yang engkau akan perhitungkan dengan Tuhan?” BACA JUGA Seorang Badui Bertanya, Wahai Rasul, Apa Itu Ash-Shur?’ Orang Badui itu kemudian berkata, “Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka akupun akan memperhitungkan betapa besarnya maghfirahNya. Jika dia memperhitungkan kemaksiatanku, maka aku akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunanNya. Dan jika Tuhan memperhitungkan kekikiranku, maka aku akan memperhitungkan pula betapa Dia sangat Dermawan”. Mendengar ucapan tersebut membuat Rasulullah menangis. Beliau merasa sangat setuju dengan apa yang dikatakan oleh orang Badui tadi. Tangisan itu semakin menjadi hingga air mata Rasulullah membahasi janggutnya. Setelah itu, turunlah Jibril ke bumi seraya berkata. “Ya Muhammad, Tuhan as-salam menyampaikan salam kepadamu, dan berkata Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangisanmu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga ia bergoncang. Katakanlah kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah mengampuni semua kesalahnnya dan ia akan menjadi temanmu di surga nanti.” Demikianlah kisah mengenai Arasy yang bergoncang karena tangisan Rasulullah SAW untuk seorang pria Arab yang tengah melakukan thawaf di Ka’bah. Sungguh mulia hati dan pemikiran si pria tadi hingga membuat Rasululah menangis haru.[]
Akumenuruti kehandaknya dan Allah memberikan berkah kepadaku." 11. Al-Ashmu'i menuturkan, seorang badui bercerita kepadanya, "Aku pergi untuk menemui orang yang paling durhakan dan orang yang paling berbakti kepada orangtua. Aku berkeliling dari satu kampung ke kampung yang lain, hingga aku bertemu dengan seorang laki-laki tua renta.Islam adalah rahmat untuk seluruh penghuni alam, siapa pun mereka muslim, kafir, bahkan hewan dan tumbuhan. Hal itu bisa kita simak dari sifat dan keteladanan Nabi saw ketika menghadapi orang bodoh yang mengotori kesucian dan hikmah berikut ini semoga bisa menjadi pelajaran berharga untuk kita Anas bin Malik radhiyallahu anhu, beliau berkata, Seorang Arab Badui pernah memasuki masjid, lantas dia kencing di salah satu sisi masjid. Lalu para sahabat menghardik orang ini. Namun Nabi shallallahu alaihi wa sallam melarang tindakan para sahabat Badui adalah pengembara yang ada di Jazirah Arab. Sebagaimana pengembara lainnya, Badui berpindah dari satu tempat ke tempat lain sembari mengggembalakan merupakan salah satu dari asli Arab. Perawakan Badui yang khas menyebabkan dapat langsung dikenali. Perawakannya sebagaimana ditulis dalam buku-buku sejarah Arab berperawakan tinggi, dengan hidung mancung. Lain halnya dengan pendatang yang ada di Arab, Badui tetap mempertahankan budaya dan cara hidup mengembara. Itulah sedikit info mengenai Arab Arab badui memang terkenal sangat jauh dari ilmu agama alias jahil. Mereka sering bertingkah aneh. Namun, karena tingkahnya inilah yang membuat para sahabat sering dapat ilmu baru. Sehingga sebagian mereka berharap-harap agar orang badui ini selalu datang dan membuat ulah sehingga mereka bisa menggali ilmu dari sikap Nabi shallallahu alaihi wa sallam terhadap orang Badui tersebut. Berikut kami sajikan kisah mengenai seorang badui yang kencing di masjid Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Semoga dari kisah ini kita bisa mendapatkan faedah ilmu syari yang Anas bin Malik radhiyallahu anhu, beliau berkata, Seorang Arab Badui pernah memasuki masjid, lantas dia kencing di salah satu sisi masjid. Lalu para sahabat menghardik orang ini. Namun Nabi shallallahu alaihi wa sallam melarang tindakan para sahabat tersebut. Tatkala orang tadi telah menyelesaikan hajatnya, Nabi shallallahu alaihi wa sallam lantas memerintah para sahabat untuk mengambil air, kemudian bekas kencing itu pun disirami. HR. Bukhari no. 221 dan Muslim no. 284Silakan melihat teks hadits ini di kitab Bulughul Marom karya Ibnu Hajar. Berikut adalah pelajaran berharga yang disarikan dari penjelasan Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin dalam Fathu Dzil Jalali wal Ikrom Syarh Bulughil Marom, 1/ PERTAMAHadits ini menunjukkan bahwa air kencing itu najis karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan para sahabat untuk membersihkan tanah lantai masjid yang terkena kencing tadi. Oleh karena itu, kencing dan kotoran yang keluar dari dalam tubuh manusia adalah najis. Namun apakah semuanya najis, termasuk juga darah?Adapun darah manusia terdapat perselisihan pendapat di kalangan ulama. Namun, yang lebih tepat darah manusia tidaklah najis. Karena tidak ada dalil Al Quran dan Hadits yang menunjukkan najisnya hal ini. OIeh karena itu, kita kembalikan ke hukum asal bahwa setiap benda adalah suci sampai kita menemukan dalil yang menyatakan bahwa benda tersebut najis. Namun, mayoritas ulama tidak berpendapat demikian. Mereka menilai bahwa darah tetaplah najis, namun jika sedikit dimaafkan. Barangsiapa yang ingin berhati-hati dari perselisihan yang ada ini, maka jika darah tersebut dicuci maka tidaklah KEDUAWajibnya membersihkan lantai masjid dari najis, karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan para sahabat untuk menyiramkan air pada najis KETIGATerdapat larangan kencing di masjid karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidak mengingkari pengingkaran para sahabat terhadap orang badui tadi. Beliau shallallahu alaihi wa sallam cuma melarang untuk tidak menghardiknya. Sehingga ini menunjukkan bahwa kencing di masjid KEEMPATKemungkaran itu wajib diingkari dengan segera sebagaimana yang dilakukan oleh para sahabat tadi. Namun jika mengakhirkan mengingkari kemungkaran ada maslahat, maka itu lebih baik, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Beliau shallallahu alaihi wa sallam membiarkan arab badui tadi kencing di masjid karena memang di situ ada karena itu, jika kita melihat seseorang berada di kubur Nabi shallallahu alaihi wa sallam kemudian dia menujukan doa pada beliau shallallahu alaihi wa sallam semacam dia mengatakan Ya Muhammad, berikanlah aku rizki! Apakah dalam kondisi semacam ini kita boleh langsung mengingkari perbuatan orang ini dengan mengatakan, “Engkau musyrik, engkau telah berbuat syirik, engkau telah berdoa kepada selain Allah?”Jawabannya Jangan lakukan seperti itu. Bahkan kita biarkan hingga dia selesai berdoa lalu kita berdialog dengannya dengan cara yang baik dan penuh hikmah. Mungkin kita bisa katakan padanya, “Akhi, siapakah yang mampu mengabulkan doa, Rasulullah ataukah Allah Taala?” Pasti dia akan mengatakan, “Allah”. Lalu setelah itu kita katakan padanya, “Jika demikian, mintalah doa pada Allah saja, janganlah engkau menujukan satu doa pun pada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Tujukanlah doamu pada Allah semata karena itu memang lebih baik padamu daripada engkau berdoa kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Karena seorang Rasul tidaklah bisa mendatangkan manfaat atau bahaya, juga tidak mengetahui perkara ghoib”. Jika orang ini sudah merasa jelas dengan penjelasan ini, barulah kita katakan bahwa yang dia lakukan adalah kesyirikan yang dapat menjadikan seseorang menjadi penghuni Allah … Inilah cara berdakwah yang bijak dan mudah diterima yang dicontohkan oleh Syaikh Ibnu Utsaimin. Semoga Allah senantiasa merahmati beliau dan melapangkan KELIMANabi shallallahu alaihi wa sallam memiliki sikap yang sangat bagus dalam menyikapi umatnya. Beliau shallallahu alaihi wa sallam melarang para sahabat untuk menghardik orang ini karena ada bahaya yang ditimbulkan di balik itu. Di antara bahayanya adalah akan memudhorotkan orang ini disebabkan kencing yang diperintahkan dihentikan seketika. Bahaya lainnya adalah aurat orang ini bisa terbuka karena kaget, sehingga berbalik, kemudian para sahabat kemungkinan bisa melihat auratnya. Kalau dia masih tetap kencing lalu dipaksa berhenti, maka celananya kemungkinan bisa terkena najis. Bahkan najisnya akan meluas di tempat dia kencing, namun bisa mengena ke bagian masjid KEENAMMembersihkan najis yang ada di masjid haruslah dilakukan dengan segera. Oleh karena itu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan menggunakan air dalam hal ini. Namun sebenarnya jika kencing tadi dibiarkan begitu saja, maka dia akan hilang dengan sendirinya karena tertiup angin atau terkena terik matahari. Namun, karena tujuannya ingin agar najis hilang dengan segera, maka digunakanlah KETUJUHMembersihkan najis yang ada di masjid, hukumnya adalah fardhu kifayah, yaitu jika sudah mencukupi yang melakukan hal ini, maka orang lain gugur kewajibannya. Kenapa bisa fardhu kifayah? Karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan untuk membersihkan kencing tadi, namun beliau tidak bareng dengan mereka membersihkannya. Jika hukum melakukan hal ini adalah fardhu ain wajib bagi setiap orang, maka tentu Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang lebih dahulu membersihkan najis tersebut dari sahabat lainnya. Oleh karena itu, barangsiapa melihat najis di masjid maka dia wajib membersihkannya. Jika tidak mampu, maka dia wajib meminta pada orang lain untuk membersihkan najis yang di masjid KEDELEPANDari hadits ini dapat kita simpulkan sebuah kaedah yang sudah masyhur di tengah-tengah para ulama yaitu jika kemungkaran tidak dapat dihilangkan kecuali dengan kemungkaran lain yang lebih besar, maka kemungkaran ini tidak boleh diingkari. Ini adalah kaedah yang sudah sangat jelas. Jika kita menghilangkan suatu kemungkaran, namun malah mendatangkan kemungkaran yang lebih besar maka ini sama saja kita melakukan kemungkaran yang pertama tadi dan kita menambah kemungkaran yang baru lagi. Dan tambahan ini tidak diragukan lagi adalah KESEMBILANSelayaknya bagi orang yang ingin melarang suatu kemungkaran, dia menjelaskan sebab kenapa dia melarang hal itu. Lihatlah Nabi shallallahu alaihi wa sallam tatkala melarang orang badui ini, beliau shallallahu alaihi wa sallam menjelaskan bahwa hal ini dilarang karena masjid adalah tempat yang tidak diperbolehkan terdapat kotoran dan najis. Masjid adalah tempat untuk berdzikir kepada Allah dan melaksanakan shalat. Sehingga dengan demikian, orang badui yang sebelumnya belum tahu, akhirnya menjadi KESEPULUHHendaklah setiap orang tatkala berinteraksi dengan lainnya, dia menyikapinya sesuai dengan keadaannya. Orang badui ini bukanlah penduduk Madinah. Jika penduduk Madinah yang melakukan demikian tentu Nabi shallallahu alaihi wa sallam akan menyikapinya berbeda. Akan tetapi Nabi shallallahu alaihi wa sallam menyikapi orang ini sesuai dengan keadaannya yang jahil dan kurang paham agama. Demikian faedah yang sangat berharga dari orang badui yang bertamu ke masjid Nabi. Semoga faedah ini Allah berikanlah pada kami ilmu yang bermanfaat, rizki yang thoyib dan amalan yang diterima. Mh***Disusun di Gunung Kidul dan dilanjutkan di Pogung Kidul,22 Dzulqodah 1429 di pagi hari yang penuh berkahPenulis Muhammad Abduh TuasikalSumber kisahrasulullah saw saat ditampar arab badui Dikisahkan dalam kitab An Nawaadhir, Hikayat 45 Mu'jizat Rasu l halaman 46 karya Ahmad Syihabuddin Bin Salamah Al-Qulyuby, begini ceritanya: Suatu hari Rasulullah SAW datang ke rumah putrinya Fatimah radhiallahu 'anha, Rasul datang dalam keadaan lapar dan meletakkan batu di dalam perutnya. JAKARTA- Komunitas Arab badui pun mempunyai kecenderungan cara berpikir yang terbilang unik. Mereka umumnya ceplas-ceplos. Apa-apa yang di dalam pikiran seketika diucapkan atau dilakukan tanpa banyak mempertimbangkan perasaan atau kesan orang-orang sekitar. Di samping itu, orang Arab badui juga pemberani dan suka berterus terang. Dalam menyatakan keinginan, masyarakat dari kelompok etnis ini tidak melalui bahasa diplomatis. Karena itu, suku-suku lain cenderung tidak mau memedulikan mereka. Keadaannya dipandang sebelah mata. Dalam menyebarkan ajaran Islam, Nabi Muhammad SAW tentunya berinteraksi dengan semua kalangan, termasuk orang-orang badui. Beliau tidak pernah membeda-bedakan orang berdasarkan asal suku, warna kulit, kebangsaan, dan sebagainya. Sebab, risalah agama tauhid memang diperuntukkan bagi siapa saja. Seiring berjalannya waktu, cukup banyak orang Arab badui yang memeluk Islam. Apalagi, sesudah Rasulullah SAW hijrah dari Makkah ke Madinah. Dengan menjadi Muslim, karakteristik orang badui toh tidak berubah. Mereka tetap lugas, apa adanya. Dikisahkan, seorang badui pada suatu hari memasuki masjid. Dengan santainya ia berjalan melewati Nabi Muhammad SAW yang sedang duduk. Kemudian, lelaki itu berdoa dengan suara keras, “Ya Allah, ampunilah aku dan Muhammad. Janganlah Engkau mengampuni seorang pun selain kami berdua.” Mendengar itu, Rasulullah SAW tertawa. Sungguh, engkau telah menghalangi banyak orang, ujar beliau kepada orang badui ini. Tidak berhenti di sana. Setelah menyalami Nabi Muhammad SAW, pria tersebut beranjak hingga sudut masjid. Tiba-tiba, dia mengeluarkan barangnya dan buang air kecil pada tembok masjid itu. Seketika, jamaah bangkit dan hendak menyergap orang badui ini. Namun, Rasulullah SAW memberikan isyarat kepada mereka untuk tetap pada tempat masing-masing. Kemudian, beliau menghampiri lelaki itu dan berkata kepadanya, Sesungguhnya masjid ini tidak untuk buang air kecil di dalamnya. Masjid ini dibangun untuk orang-orang berdzikir kepada Allah dan sholat. Nabi Muhammad SAW lalu memerintahkan seseorang untuk menyiramkan air pada dinding bekas air pipis itu. Maka pulanglah orang badui tersebut ke rumahnya dengan aman, sembari membawa nasihat dari Rasulullah SAW tentang pentingnya kebersihan. Di lain kesempatan, beliau bahkan pernah menjadi korban dari perilaku orang badui yang kasar. Suatu hari, Nabi Muhammad SAW sedang berjalan bersama Anas bin Malik. Langkah kaki mereka terhenti karena mendengar suara orang memanggil dari arah belakang. Saat sedang menoleh ke arah sumber suara, Anas sangat terkejut. Ia melihat seorang Arab badui tiba-tiba menarik dengan keras selendang yang sedang dipakai Rasulullah SAW. Aku melihat leher Rasulullah SAW tercekik. Selendang itu membekas pada lehernya karena tarikan yang keras oleh lelaki ini, kata Anas menuturkan kisahnya. Nabi Muhammad SAW tidak marah. Malahan, beliau tersenyum ke arah pria tersebut. “Ya Rasulullah, berikanlah kepadaku harta Allah yang ada padamu ini!” kata si Arab badui sambil tetap menarik paksa selendang Nabi Muhammad SAW. Beliau kemudian membuka lilitan selendang itu dan memberikan benda tersebut kepadanya. Ada hikmah di balik cara Rasulullah SAW merespons tingkah laku orang-orang itu. Sesungguhnya, beliau mengajarkan kepada umatnya mengenai sikap kesabaran dan kelemahlembutan. Keduanya penting diterapkan dalam kehidupan, lebih-lebih kepada saudara seiman. Betapapun uniknya watak kaum Arab badui, mereka tetap menampilkan keteladanan sebagai umat Rasulullah SAW. Sebagai gambaran, umumnya kelompok etnis ini memiliki sifat dermawan yang melebihi rata-rata. Qais bin Sa'd mengaku pernah singgah ke tenda kabilah Arab badui. Waktu itu, dia dan kawan-kawan kehabisan bekal di tengah perjalanan nan panjang. Selama tiga hari, sahabat Nabi Muhammad SAW itu dan rombongannya dijamu dengan sajian daging unta yang hangat karena baru dimasak. Pada malam yang ketiga, Qais akhirnya menyadari. Setiap satu hari, satu unta disembelih oleh tuan rumah untuk para tamunya ini. Ketika ditanya, kepala suku badui itu menjawab, “Sungguh, kami tidak mau menjamu tamu dengan makanan yang telah bermalam tidak baru.” sumber Harian RepublikaBACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini KISAHARAB BADUI YANG KENCING DI MASJID عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ أَعْرَابِيًّا بَالَ فِي الْمَسْجِدِ ، فَقَامَ إِلَيْهِ بَعْضُ الْقَوْمِ. Dari Anas radhiyallahu anhu : Bahwa seorang loading...Kisah sekumpulan orang Arab Badui yang bersikap lantang kepada Nabi Muhammad menarik untuk disimak. Terdapat pelajaran berharga dalam kisah ini. Foto ilustrasi/ist Dikisahkan, sekumpulan orang Arab Badui dari kabilah Bani Tamim datang berduyung-duyun ingin menemui Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam. Rombongan Badui ini berjumlah 70 orang lengkap dengan delegasi pujangga kebanggaan ingin membuktikan kebenaran Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam sebagai Rasul utusan Allah. Orang-orang Arab Badui ini memang dikenal tak punya tata krama dan sopan santun. Mereka menantang Rasulullah SAW untuk bertanding menyampaikan syair dan pidato. Bahkan dengan lantangnya mereka memanggil Rasulullah dengan panggilan nama. Sebuah panggilan yang tidak menunjukkan tata krama dan sopan santun. Kebanyakan mereka memang tidak mengerti tata krama dan tidak tahu cara menghormati orang lain. Namun karena kebijaksanaan Rasulullah dan keluhuran akhlaknya, orang-orang Arab Badui ini akhirnya takluk dan hatinya Ishaq menceritakan dalam Kitab Sirah-nya bahwa tahun ke-9 Hijrah itu merupakan tahun mengalirnya para delegasi dari seluruh Jazirah Arab. Setelah pembebasan Mekkah seusai Perang Tabuk, dan Kabilah saqif dari thaif masuk Islam dan ikut membaiat Rasulullah SAW. Maka datanglah berbagai delegasi ke Madinah untuk menemui Rasulullah oleh Ibnu Jarir, dari Zaid bin Arqam bahwa sekumpulan orang-orang Badui berkata kepada kawan-kawannya "Marilah kita menemui laki-laki Muhammad itu, apabila ia benar-benar seorang Nabi, maka kitalah yang paling bahagia beserta dia, dan jika ia seorang raja maka kita pun akan beruntung dapat hidup di sampingnya." Maka datanglah Zaid bin Arqam kepada Rasulullah menyampaikan kabar itu lalu mereka datang beramai-ramai menemui beliau yang kebetulan sedang berada di kamar salah seorang istrinya. Mereka memanggil dengan suara yang lantang sekali "Ya Muhammad, ya Muhammad, keluarlah dari kamarmu untuk berjumpa dengan kami karena tujuan kami sangat indah dan celaan kami sangat menusuk perasaan." Nabi kemudian keluar untuk menemui mereka dan turunlah ayat Al-Qur'an Surat Al-Hujurat Ayat 4اِنَّ الَّذِيۡنَ يُنَادُوۡنَكَ مِنۡ وَّرَآءِ الۡحُجُرٰتِ اَكۡثَرُهُمۡ لَا يَعۡقِلُوۡنَArtinya "Sesungguhnya orang-orang yang memanggil engkau Muhammad dari luar kamarmu kebanyakan mereka tidak mengerti." QS Al-Hujurat Ayat 4Menurut Qatadah, rombongan itu berjumlah 70 orang. Mereka berkata, "Kami ini dari Bani Tamim, kami datang ke sini membawa pujangga-pujangga kami dalam bidang syair dan pidato untuk bertanding dengan penyair-penyair kamu." Nabi menjawab "Kami tidak diutus untuk mengemukakan syair dan kami tidak diutus untuk memperlihatkan kesombongan, tetapi bila kamu mau mencoba, boleh kemukakan syairmu itu." Maka tampillah salah seorang pemuda di antara mereka membangga-banggakan kaumnya dengan berbagai keutamaan. Rasulullah menampilkan Hassan bin Sabit untuk menjawab syair mereka dan ternyata Hassan dapat menundukkan mereka semuanya. Setelah mereka mengakui keunggulan Hassan, mereka lalu mendekati Rasulullah SAW dan mengucapkan dua kalimat Syahadat dan masuk Nabi Muhammad menghadapi orang-orang Badui dari Bani Tamim itu akhirnya berkesudahan dengan baik. Sebelum pulang, mereka mendapat petunjuk tentang jalan kebenaran dan pelajaran tentang akhlak dalam pergaulan. Inilah salah satu sisi keindahan Islam, sejak dahulu sudah mengajarkan akhlak dan bagaimana tata krama menghormati orang lain. Baca Juga rhs SukuArab Badui dikenal dengan keawaman mereka pada masalah agama, akan tetapi banyak kecerdikan mereka yang bahkan sama sekali tidak terpikirkan oleh kita. Humor humor tentang mereka terkadang menggelitik, berikut sedikit kisah kisah mereka yang penulis angkat dari buku yang berjudul "Humor Cerdas Ala Orang Orang Cerdik" atau "Adz